Kidung dengan syair religius agar manusia senantiasa mawas diri dan berhati-hati dengan hawa nafsu. Kidung merupakan bagian dari seni dan budaya bangsa Indonesia yang lahir di pulau jawa. Pada awalnya sebelum zaman Wali Songo, Kidung adalah susunan sastra yg ditembangkan oleh orang – orang bertaraf khusus (sakti mandra guna) sebagai wasilah (perantara) permohonan kepada Sang Hyang Taya (Tuhan Yang Tidak Bisa diilustrasikan dan Tidak Menyerupai Makhluq), sehingga estetika nuansa kidung sangat identik dengan kesakralan dan mistis.
Jika anda berkidung berarti anda telah berdoa dan anda membaca sejarah perjalanan diri anda sendiri menuju ALLAH SWT (dalam bahasa Tasawuf bisa di sebut sebagai seorang Salik yang sedang ber-Thoriqoh).
Sehingga sangatlah wajar bila para ahli spiritual dan para cendikiawan metafisik berpendapat bahasa kidung memiliki ruh yang sulit utk di terjemahkan dengan bahasa lisan, dan semua itu adalah bagian dari indahnya warisan seni serta budaya jawa yang tetap luhur sepanjang masa.
Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubeda
Hinggo pupusing jaman
(Dengan seluruh kekuatan yang Engkau berikan, sesungguhnya saya akan berjuang memerangi sifat dusta yang ada didalam diri saya, dan dengan sepenuh hati saya akan membentengi diri saya dari gerakan nafsu angkara murka yang menyesatkan, meskipun syetan laknat terus bergerilya membujuk anak manusia berbuat jahat sepanjang jaman)
Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko
Maper hardening ponco, saben ulesing netro
Tinambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan
Sang Hyang Jati Pengeran
(Rupanya iblis membiuskan api – api kesesatannya di dalam jiwa dan raga saya, dan saya sudah bertekat disetiap nafas berhembus bahkan pada setiap mata berkedip saya akan berperang dengan mereka di medan laga, sehingga mereka tidak lagi memiliki kemampuan menguasai 5 perkara yang ada di tubuh saya *Telinga, mata, hidung, mulut dan 2 lubang di bawah perut*, dan dengan Kasih Sayang-MU TUHAN… Hujanilah jiwa raga saya dengan kemualian-kemulian-MU, dan sungguh Engkaulah TUHAN YANG MAHA ABADI)
Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku
Tumuju dateng gusti, Dzat Kang Amurbo Dumadi
Manunggaling kawulo gusti, krenteg ati bakal dumadi
Mukti ingsun …tanpo piranti
(Ketika kesadaran jiwa setiap insan merasakan dirinya berada dalam KUASA TUHAN, sungguh ia akan memiliki kekuatan hati yang bila berdoa dikabulkan, bila meminta dipenuhi, bila berharap diwujudkan, bila berperang melawan kebathilan dimenangkan, dan ia akan merasakan kelezatan kehidupan jiwa tanpa harus melewati proses yang melelahkan, karena sesungguhnya TUHAN MAHA BERKUASA terhadap seluruh Ciptaan-NYA)
Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito
Maneko warno prodo, mbangun projo sampurno
Sengkolo tido mukso, kolobendu nyoto sirno
Tyasing roso mardiko
(Tahukah kalian wahai insan yang di hidupkan dimuka bumi, ketika jiwamu di penuhi dengan ilmu dan kasih sayang, maka engkau akan mendapatkan berbagai cahaya kebenaran, ruh kebaikan serta pancaran kemuliaan yang sempurna, sebagai Anugerah dari TUHAN-mu Yang Maha SEMPURNA, sehingga akan lenyap kesedihan didalam dirimu, dan akan sirna segala macam bentuk angkara murka di dalam jiwamu, sampai akhirnya suatu hari nanti kamu bangkit menjadi insan yang tidak terjajah oleh nafsu yang menyesatkan, maka bangkitlah dengan kasih sayang TUHAN-mu)
Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo
Yekti dadi mustiko, sajeroning jiwo rogo
Bejo mulyo waskito, digdoyo bowo leksono
Byar manjing sigro-sigro
(Melalui bait bait Kidung yang saya lantunkan ini, semoga Engkau berkenan menanam ke-IMANAN yang sejati di dalam jiwaku bahwa TIADA TUHAN selain ENGKAU YANG MAHA SEJAHTERA, dan saya memohon kepada-MU TUHAN… anugerahkan pula terhadap diri saya sebuah kedudukan sebagai hamba-MU yang memiliki keberuntungan hidup, memiliki banyak ilmu dan berpengetahuan luas, tidak lemah dan selalu memiliki keberanian membela kebenaran, berwibawa dan bisa menjadi suri tauladan terhadap sesama, sehingga siapa saja insan yang berada di sekeliling saya segera merasakan indahnya hidup berkat KASIH SAYANG-MU YANG SANGAT LUHUR LAGI AGUNG)
Ampuh sepuh wutuh, tan keno iso paneluh
Gagah bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah
Satriyo toto sembodo, Wirotomo katon sewu kartiko
Kataman wahyu ……..Kolosebo
(Karena saya tahu, sesungguhnya seorang hamba-MU yang telah ENGKAU menangkan, akan memiliki kekuatan yang utuh, bahkan segala macam pengaruh sihir jahat akan lumpuh seketika dihadapannya, dia begitu bijak dan sangat mulia, wajahnya-pun memancarkan cahaya yang mampu meredam semua unsur amarah serta kebencian, bahkan dia akan tampil sebagai kesatriya yang mengobarkan api kebenaran, tiada henti terus menerus menyerukan perdamaian dan sungguh dialah sosok sang raja pembawa kesejahteraan yang bermahkotakan kasih sayang)
Memuji ingsun kanthi suwito linuhung
Segoro gando arum, suh rep dupo kumelun
Tinulah niat ingsun, hangidung sabdo kang luhur
Titahing Sang Hyang Agung
(Wahai TUHAN YANG MAHA LUHUR, saya adalah hamba-MU yang lemah, datang bersimpuh dihadapan-MU, memohon kepada-MU dengan jeritan hati yang terdalam, tenggelamkan saya Wahai TUHAN kedalam samodra kemenangan-MU, dan bangkitkan saya kembali kepermukaan bumi setelah tubuh dan jiwa ini ENGKAU lengkapi dengan berbagai cahaya kemenangan-MU, sehingga saya memiliki kekuatan mengibarkan panji – panji kemenangan-MU diseluruh penjuru bumi, dan sungguh jika itu terlaksana semata – mata hanya ENGKAU-lah yang menghendakinya, karena sungguh hanya ENGKAULAH TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA)
Rembesing tresno, tondo luhing netro roso
Roso rasaning ati, kadyo tirto kang suci
Kawistoro jopo montro, kondang dadi pepadang
Palilahing Sang Hyang Wenang
(Wahai insan sejagad raya, ketahuilah bahwa cinta akan selalu melahirkan air mata, sebuah air mata yang akan membentuk jiwamu, hatimu serta seutuhnya yang ada pada dirimu mengerti bahwa cinta itu suci, sesuci air matamu yang jatuh membasahi bumi, maka berharaplah dengan berbagai untaian doa, agar suatu ketika kalian dapat berjumpa dengan SANG PENCIPTA kesucian air mata, karena sesungguhnya hanya DIA sebagai MAHA TERTINGGI yang menguasai jiwa – jiwa para PECINTA)
Nowo dewo jawoto, tali santiko bawono
Prasido sidhikoro, ing sasono asmoroloyo
Sri Narendro Kolosebo, winisudo ing gegono
Datan gingsir….sewu warso
(Sesungguhnya tidak ada tali sakti yang dapat mengikat sembilan dimensi bumi, kecuali talinya para kestriya yang memiliki kesaktian berupa sifat bersahaja, berbudi pekerti mulia, senang berbagi kebaikan dan tidak gentar memperjuangkan kebenaran ajaran TUHAN, dan mereka sangat pantas mendapat anugerah mahkota sang raja pembawa kesejahteraan dunia, bahkan seluruh Malaikat yang ada dilangitpun mengaguminya dan sejarah akan mencatat derajat mereka sebagai hamba yang teristimewa, dan seandainya kita hidup bersamanya rasanya kebahagian itu tidak bisa di ungkapkan walau kita hidup seribu tahun lamanya).
Dipost :
17 September 2019 | Dilihat : 10852