Putatgede - Kenapa Banyak Orang Menikah Di Bulan Haji ?

Kenapa Banyak Orang Menikah Di Bulan Haji ?

Putatgede - Dzulhijjah atau bulan besar dalam tradisi muslim Nusantara adalah bulan yang istimewa dengan banyaknya ritual keagamaan yang dianjurkan. Bulan ini juga disebut dengan bulan haji dan bulan musim menikah. Meskipun untuk waktu pelaksanaan nikah tidak ada waktu khusus, namun melangsungkan akad nikah pada Dzulhijjah sudah mentradisi di kalangan muslim Nusantara.

Mengenai penentuan bulan atau hari baik untuk pelaksanaan pernikahan sebenarnya tidak ada dasar atau dalil yang pasti. Meskipun terdapat pendapat para fuqaha tentang anjuran dilaksanakannya pada hari Jumat, karena hari tersebut mulia dalam Islam.
Kenapa banyak orang menikah di Bulan Dzulhijjah? Hal ini bisa jadi berdasarkan sebagian riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW menikahkan putrinya, Fathimah, dengan Ali bin Abi Thalib pada awal Bulan Dzulhijjah. Riwayat ini populer di kalangan Syi’ah.

Mengutip laman NU Online pada Rabu (29/6/2022), tapi ada riwayat lain menurut Ibn Sa’ad dalam Al-Thabaqat al-Kubra mengatakan bahwa Ali menikahi Fathimah di Bulan Rajab setelah lima bulan sejak kedatangan Nabi SAW ke Madinah. Kemudian Ali berkumpul dengan Fatimah setelah pulang dari perang badar.

Terlepas dari perbedaan riwayat tentang waktu pernikahan Ali  dan Fathimah, Bulan Dzulhijjah adalah termasuk bagian dari empat bulan haram yaitu empat bulan mulia dalam Islam, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab.

Sebenarnya, keempat bulan tersebut ditetapkan sebagai bulan haram sudah terjadi pada masa jahiliyah. Asal muasalnya adalah karena pada Bulan Dzulqa’dah sampai bulan Muharram masyarakat Arab melaksanakan ibadah haji dimulai berangkat menuju Makkah pada bulan Dzulqa’dah dan kembali dari Makkah ke daerah masing-masing pada bulan Muharram. Kemudian pada bulan Rajab, mereka biasanya melaksanakan ibadah umrah.

Maka untuk menghormati jemaah haji dan umrah, bangsa Arab pada masa jahiliyah sepakat untuk tidak melakukan peperangan pada bulan-bulan tersebut. Dan jika ada dua kabilah yang saling berperang, maka kedua kabilah harus melakukan gencatan senjata untuk sementara.

Tradisi ini kemudian diakui dalam Islam sebagaimana dalam surat Al-Taubah ayat 36. Meskipun tradisi lama jahiliyah tentang bulan haram diapresiasi oleh Islam, namun ada pula keyakinan jahiliyah yang ditolak, yaitu pantangan menikah pada bulan-bulan haji.



Dipost : 18 Juli 2022 | Dilihat : 15965

Share :