Putatgede - Ini Yang Terjadi Saat Vaksinasi Covid-19 Disuntikkan ke Perangkat Desa di Ngampel

Ini Yang Terjadi Saat Vaksinasi Covid-19 Disuntikkan ke Perangkat Desa di Ngampel

Sesuai roadmap Pemkab Kendal, hari ini Sabtu (13/03/2021) Aparatur Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa ) se Kabupaten Kendal mendapatkan Vaksin COVID-19 secara serentak. Pelaksanaan kegiatan Vaksin ini sesuai dengan surat dari DISPERMASDES Kabupaten Kendal Nomor : 443.32/190/Dispermas tanggal 11 Maret 2021. Jadwal vaksin salah satunya di Aula Kecamatan Pegandon untuk Aparatur Desa di se-Kecamatan Pegandon sebanyak 12 Desa dengan jumlah 128 orang dan Aparatur Desa se-Kecamatan Ngampel sebanyak 12 Desa dengan jumlah 122 orang.

Sesuai isi surat bahwa pelaksanaan vaksinasi tetap menerapkan protokol kesehatan yaitu dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Pemberian vaksin COVID-19 bagi aparatur desa tentunya patut diapresiasi, sekaligus bukti komitmen Pemkab Kendal untuk memberi prioritas bagi pelayan publik tingkat bawah yaitu Aparatur Pemerintah Desa.

Dari Kanan berdiri Sunarto, S.Sos (Camat Ngampel), Dra. Endah Ispriyandini (Camat Pegandon), Parwuwanto, S.Sos (Kades Putatgede)

Pada kegiatan Suntik Vaksinasi tersebut disaksikan secara langsung oleh Camat Ngampel (Sunarto, S.Sos) dan Camat Pegandon (Dra. Endah Ispriyandini) beserta Muspika hingga kegiatan selesai dengan tujuan untuk memastikan semua aparatur pemerintah desa yang ada dibawah naungannya sudah di suntik vaksinasi covid-19.

Pemberian Vaksin COVID-19 bagi aparatur desa akan memberikan dampak positif, setidaknya mereka akan lebih nyaman bekerja saat memberikan pelayanan publik baik dalam pelayanan rutin, penyaluran BLT/BST, penyemprotan disinfectan, kegiatan jogo tonggo dan kegiatan PPKM Mikro.

Berdasarkan Berita CNNIndonesia.com, Ketua POKJA Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Erlina Burhan mengatakan bahwa jika hanya dengan satu kali suntikan vaksinasi Covid-19, jumlah antibodi dalam tubuh tidak terbentuk secara optimal.

"Kalau tidak disuntik lagi (vaksinasi kedua), antibodi yang terbentuk tidak optimal untuk membentuk kekebalan," kata Erlina, dikutip dari Antara.

Pada suntikan pertama, antibodi akan terbentuk tapi prosesnya tidak instan. Antibodi mulai terbentuk pada hari ke-12 dalam jumlah sedikit. Jumlahnya baru akan meningkat setelah suntikan kedua dan diharapkan sudah mencapai level optimal pada hari ke-28.

Vaksinasi Covid-19 perlu disuntikan dua kali karena suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal. Dilanjutkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk. Suntikan pertama untuk memicu respons kekebalan awal terhadap vaksin yang diberikan. Suntikan kedua dapat meningkatkan kekuatan respons imun yang sebelumnya sudah terbentuk.

Sesuai Kartu Riyawat Pemberian Vaksinasi Covid-19 yang telah diberikan kepada setiap aparatur desa yang telah divaksin bahwa akan dilaksanakan vaksinasi ulang pada tanggal 27 Maret 2021 mendatang.

Setelah mendapatkan vaksinasi, tetap ada risiko terjangkit Covid-19 tapi risikonya jauh lebih rendah. Jika memang terjangkit, gejalanya disampaikan juga akan lebih ringan dibandingkan orang yang belum mendapat vaksinasi.

Oleh karenanya, mematuhi protokol kesehatan tetap diperlukan meski sudah vaksinasi Covid-19. Protokol kesehatan 5M dan menjaga imunitas masih sangat diperlukan untuk pencegahan. Selain itu, vaksinasi Covid-19 juga memungkinkan timbulnya reaksi. Hanya saja, hasilnya akan berbeda-beda tergantung individu.

Perlu diketahui dan digaris bawahi bahwa demam ringan dan nyeri otot atau ruam-ruam pada bekas suntikan adalah hal yang wajar. Jangan sampai menjadi sebuah efek samping yang tidak perlu dibesar-besarkan atau diviralkan agar tidak menjadi berita hoak dimasyarakat.

 

*


Dipost : 13 Maret 2021 | Dilihat : 790

Share :