Putatgede - Sejarah PRANOTO MONGSO - Kalender Petani

Sejarah PRANOTO MONGSO - Kalender Petani

Pengertian Pranoto Mongso Pranata mangsa (bahasa Jawa = penentuan musim) adalah semacam penanggalan yang berkaitan dengan musim menurut pemahaman suku Jawa, khususnya dari kalangan petani dan nelayan. Pemahaman seperti ini juga dikenal oleh suku-suku lainnya di Indonesia, seperti suku Sunda dan suku Bali (dikenal sebagai Kerta Masa). Pranata Mangsa berasal dari dua kata, yaitu Pranata yang berarti aturan dan Mangsa yang berarti musim atau waktu. Jadi Pranata Mangsa adalah aturan waktu yang digunakan para petani sebagai penentuan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan. Sejarah Pranoto Mongso Pada awalnya sebelum ada kalender jawa, masyarakat masih menggunakan sistem penanggalan saka hindu yang berdasarkan pergerakan matahari. Kemudian pada tahun saka hindu 1554 atau bertepatan dengan tahun 1633 M, Raja Mataram Sri Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo mengganti konsep dasar sistem penanggalan matahari menjadi sistem bulan seperti kalender hijriah. Perubahan penanggalan tersebut berlaku untuk seluruh pulau Jawa dan Madura, kecuali Banten, Batavia dan Banyuwangi (Blambangan). Hal tersebut terjadi karena ketiga daerah tersebut tidak termasuk dalam wilayah kekuasaan Sultan Agung. Pulau Bali dan Palembang yang mendapatkan pengaruh budaya jawa, juga tidak ikut mengambil alih kalender karangan Sultan Agung ini. Perubahan kalender jawa dilakukan pada hari Jumat Legi saat tahun baru saka 1555 dan bertepatan dengan 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633 M. Pergantian sistem ini tidak mengganti hitungan tahun saka 1555 yang sedang berjalan menjadi tahun pertama, tetapi meneruskannya. Hitungan tahun tersebut berlangsung sampai saat ini. Pada tahun 1855 M, karena penanggalan bulan dianggap tidak memadai sebagai patokan para petani untuk bertanam, maka bulan-bulan musim atau bulan-bulan matahari yang disebut sebagai pranata mangsa diperbaharui oleh Sri Paduka Mangkunegara IV. Musim dapat dikaitkan pula dengan perilaku hewan, perkembangan tumbuhan, situasi alam sekitar, dan dalam praktik amat berkaitan dengan kultur agraris. Berdasarkan ciri-ciri ini setahun juga dapat dibagi menjadi empat musim utama dan dua musim “kecil”: terang (“langit cerah”, 82 hari), semplah (“penderitaan”, 99 hari) dengan mangsa kecil paceklik pada 23 hari pertama, udan (“musim hujan”, 86 hari), dan pangarep-arep (“penuh harap”, 98/99 hari) dengan mangsa kecil panèn pada 23 hari terakhir

Dalam pembagian yang lebih rinci, setahun dibagi menjadi 12 musim (mangsa) yang rentang waktunya lebih singkat namun dengan jangka waktu bervariasi, sesuai dengan yang tercantum dalam prisma pranoto mongso. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kurun waktu dlm Pranoto Mongso

 

MANGSA KASA/SURA :

  • Candrane : Sotya murca saking embanan. Sotya (mutiara / daun) murca(hilang). Pindhane mutiara coplok saka embane. Akeh godhong padha rontok, wit-witan padha ngarang. Awal mangsa ketiga.
  • Umur : 41 hari, 22 Juni – 1 Agustus.
  • Kondisi meteorologi : Masa terang yang biasanya kering : sinar matahari 76 % kelembaban udara 60,1 %, curah hujan 67,2 mm, suhu udara 27,4 oC. Pada masa ini manusia merasa ada sesuatu yang hilang dalam alam, walau cuaca sedang terang.
  • Peristiwa yang terjadi : Belalang masuk ke tanah, daundaun berjatuhan
  • Kegiatan yang di lakukan petani : Membersihkan jerami yang tersisa di sawah
  • Komodity yang bisa di tanam : Palawija dan umbiumbian

 

MANGSA KARO

  • Candrane : Bantala rengka. Bantala =lemah, rengka = pecah. Lemah-lemah padha nela.Mangsane paceklik larang pangan.
  • Umure : 23 dina. 2 Agustus – 24 Agustus.
  • Kondisi meteorologi : Hawa menjadi panas, curah hujan menjadi 32,2 mm. Pada masa ini manusia mulai resah, karena suasana kering dan panas, bumi seperti merekah, memasuki alam paceklik.
  • Peristiwa yang terjadi : Pohon randu dan mangga mulai bersemi
  • Kegiatan yang di lakukan petani : Pengairan pada lahan karena kondisi kering
  • Komoditi yang bisa di tanam : Tanaman palawija

 

MANGSA KATELU

  • Candrane : Suta manut ing bapa. Suta = anak. Pindhane anak manut marang bapake. Pungkasane mangsa ketiga.Lung-lungan, bangsane gadung, uwi, gembili padhamrambat.
  • Umure : 24 dina. 25 Agustus – 17 September
  • Kondisi meteorologi Sama denngan mangsa sebelumnya, hanya curah hujan naik lagi menjadi 42.2 mm. Sumursumur mulai kering dan angin yang berdebu, manusia cuma bisa pasrah, tanah tidak dapat di tanami sebab panas dan tidak ada air
  • Peristiwa yang terjadi : Berbagai jenis bambu tumbuh
  • Kegiatan yang dilakukan petani : Persiapan memanen palawija
  • Komoditas yang bisa di tanam : Tidak ada

 

MANGSA KAPAT

  • Candrane : Waspa kumembeng jroning kalbu. Waspa = eluh, kumembeng = kembeng, kebak, kalbu = ati. Pindhane eluh kebak ing jerone ati. Sumber padha garing. Awal mangsa labuh.
  • Umure : 25 dina. 18 Sptember – 12 Oktober.
  • Kondisi meteorologi : Kemarau mulai berakhir, sinar matahari 72 %, kelembaban udara 26,7 oC.
  • Peristiwa yang terjadi : Pohon kapuk mulai berbuah, burung-burung kecil ( Pipit dan manyar) Mulai bertelur.
  • Kegiatan yang di lakukan petani : Persiapan mengolah lahan untuk di tanami padi gogo · Komoditi yang bisa di tanam : Padi gogo

 

MANGSA KALIMA

  • Candrane: Pancuran mas sumawur ing jagat. Mas pindane udan. Wiwit ana udan. Para among tani wiwit padha nggarap sawah.
  • Umure : 27 dina. 13 Oktober – 8 Nopember.
  • Kondisi meteorologi : Curah hujan naik menjadi 151,1 mm, mangsa ini di tandai dengan hujan pertama.
  • Peristiwa yang tejadi : mulai ada hujan, pohon asam mulai tumbuh daun muda, ulat-ulat mulai keluar
  • Kegiatan yang di lakukan petani : Memperbaiki saluran air dan mulai menebar benih padi
  • Komoditi yang di tanam : Padi ( Pembibitan )

 

MANGSA KANEM

  • Candrane : Rasa mulya kasucian. Pindhane mulya-mulya rasa kang suci. Woh-wohan bangsane pelem lsp wiwit padha awoh. Pungkasane mangsa labuh. Udan wiwit akeh lan deres.
  • Umure : 43 dina. 9 Nopember – 21 Desember.
  • Kondisi meteorologi sama dengan mangsa kanem, hanya curah hujan meninggi menjadi 402,2 mm, alam menghijau karena tumbuhan sudah banyak yang bertunas.
  • Peristiwa yang terjadi : banyak buah-buahan berbuah (durian, rambutan, manggis dan lain-lainnya), burung blibis mulai kelihatan di tempat-tempat berair.
  • Kegiatan yang di lakukan petani : Para petani mulai menyebar bibit tanaman padi di pembenihan
  • Komoditi yang di tanam : Padi Ø Mangsa Kapitu : · Candrane : Wisa kentir ing maruta. Wisa = racun, penyakit; kentir = keli, katut ; maruta = angin. Pindhane : Penyakit akeh, akeh wong lara.
  • Umure : 43 dina. 22 Desember – 2 Pebruari. · Kondisi meteorologi : Sinar matahari 67 %, kelembaban udara 80 %, curah hujan 501,4 mm dan suhu udara 26,2 oC.
  • Peristiwa yang terjadi : Hujan deras, sungai banjir, angin kencang, musim datangnya penyakit, kucing musim kawin
  • Kegiatan yang dilakukan petani : Merawat padi di sawah, waspada terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
  • Komoditi yang di tanam : Padi ( masa perawatan )

 

MANGSA KAWOLU

  • Candrane : Anjrah jroning kayun. Anjrah = sumebar, warata; kayun = karep, kapti. Pindhane akeh pangarep-arep. Para among tani padha ngarep-arep asile tanduran. Wit pari padha mbledug.
  • Umure : 26 hari (dlm 4 tahun sekali berumur 27 hari ) 3 Pebruari – 28 Pebruari.
  • Kondisi meteorolis : curah hujan 371,8 mm, meski mendung dan kilat, hujan menyapu segala kekeringan.
  • Peristiwa yang terjadi : uret banyak berkembang
  • Kegiatan yang dilakukan petani : Menjaga tanaman padi karena sudah menjelang berbunga dan berbulir, menjaga dari serangan ulat dan sejenis larva lainya
  • Komoditi yang di tanam : Padi

 

MANGSA KASANGA

  • Candrane : Wedharing wacana mulya. Wedhar = wetu; wacana = pangandikan, swara, uni; mulya = mulia, endah. Pindhane akeh swara kang keprungu endah, kepenak. Garengpung padha muni, gangsir padha ngethir, jangkrik padha ngerik.
  • Umure : 25dina. 1 Maret – 25 Maret.
  • Kondisi meteorologi : curah hujan menurun menjadi 252,5 mm. Alam memasuki magsa terakhir dalam satu tahun, yaitu mangsa mareng yang di bagi dalam mangsa aksepupuh, Desta dan saddha.
  • Peristiwa yang terjadi : jangkrik mulai muncul, cenggerek mulai berbunyi
  • Kegiatan yang di lakukan petani : perawatan tanaman padi yang sudah berbulir dan menjelang panen

 

Komoditi yang di tanam : Padi yang sudah berbulir menjelang panen. Ø Mangsa Kasepuluh/Kasadasa :

  • Candrane : Gedhong mineb jroning kalbu. Pindhane akeh kewan padha meteng. Kucing padha gandhik. Manuk padha ngendhog.
  • Umure : 24 dina. 26 Maret – 18 April.
  • Kondisi meteorogis : sinr matahari 60 %, kelembaban udara 74 % curah hujan 1816,6 mm, suhu udara 27,8 o C
  • Peristiwa alam yang terjadi : burung – burung membuat sarang dan beberapa jenis burung kecil telur-telurnya mulai menetas, banyak binatang yang bunting, manusia mengalami kondisi kurang baik, gampang lesu dan pusing-pusing karena pengaruh kondisi alam.
  • Kegiatan yang di lakukan petani : persiapan panen karena padi sudah mulai menguning. · Komoditi yang di tanam : Padi yang sudah mulai panen Ø Mangsa Dhesta :
  • Candrane : Sotya sinarawedi. Sotya = mutiara; sinarawedi = banget ditresnani (?). Pindhane kaya mutyara kang banget ditresnani. Mangsane manuk ngloloh anake. Mangsa mareng.
  • Umure : 23 dina. 19 April – 11 Mei.
  • Kondisi meteorologi : curah hujan turun menjadi 129,1 mm
  • Peristiwa alam yang terjadi : aliran air sungai mulai jernih karena tidak membawa erosi tanah, burungburung mulai mengeram dan jenis burung kecil sudah banyak yang menetas.
  • Kegiatan yang di lakukan petani : memanen padi ( musim panen )
  • Komoditi yang di tanam : tidak ada

 

MANGSA SADA

  • Candrane : Tirta sah saking sasana. Tirta = banyu; sah = ilang; sasana = panggonan. Pindhane wong-wong ora kringeten jalaran mangsa bedhidhing (adhem). Akhir mangsa mareng.
  • Umure : 41 dina. 12 Mei – 21 Juni.
  • Kondisi meteorologi : curah hujan naik lagi menjadi 149,2 mm, suhu udara mulai dingin,
  • Peristiwa alam yang trjadi : air sungai mulai menyusut, hawa menjadi dingin, menjelang musim kemarau.
  • Kegiatan yang di lakukan petani : menjemur gabah dan menyimpan padi dalam lumbung
  • Komodity yang di tanam : tidak ada

 

 


Dipost : 02 November 2022 | Dilihat : 48341

Share :